Seragam Cinta Si Pemalu (Part 2)

21.31



SERAGAM CINTA SI PEMALU

Seragam 3
Sipemalu dan jejaring sosial

Setibanya dirumah, aku yang penasaran akan dirimu mulai menelusuri jejak jekamu di media sosial. Sejak aku menganggumi mu, semua jejaring sosialmu telah kuketahui pula. Mulai dari Facebook, twitter (yang lagi tren saat itu) hingga mencarimu lewat blog. Melalui akun-akunmu pula sedikit demi sedikit fragmen hidupmu kuketahui. (Maaf….)
Kuamati timelinemu, dan berharap kau tidak mengetahuinya. Disaat ini lah aku begitu mengagumi media sosial. Media sosial memberikan ruang kepada seorang pemalu  rasanya meskipun tak langsung namun setidaknya memberikan sedikit ketenangan untuk si pemalu. (Hahaha….)

Seragam 4
Si Pemalu Vs temannya.

Sejenak aku berpikir, apa sebenarnya daya tarikmu yang mampu menrobohkan benteng hati yang telah kupagari dengan beton ini. Namun tak jua kutemukan jawabannya, ataupun mungkin jika kutemukan jawabannya, maka jawabannya hanya satu, karena aku suka.  Pagi yang cerah kali ini, secerah suasana hatiku. Sesaat setelah keluar dari kelas, kudapati dirimu yang tengah ngobrol dengan girangnya tepat di depan ruang kelasku.  Sedikit melirik dirimu yang pikirku juga tengah melihatku, sedikit cuek, (strtegi jual mahal, hehe ujung-ujungnya pengen banget ditegur) ehhh gak di tegur juga. Kuputuskan kali ini untuk melupakan angan-angan itu, dan berlari kecil menjangkau teman-temanku yang ternyata telah jauh meningalkannku.
Sekitar 5 orang kami berbondong-bondong kekantin, membawa 5 lambung kosong yang sedari tadi keroncongan dan berorasi dengan tenang.
 Siang yang terik dan rasanya makan nasi cukuplah untuk hari ini untuk menenangkan orasi para kurcaci perut. Sesekali mata kita bertemu, namun tak lama untuk kemudian berpaling kearah lain, namuun saat itulah Bunga cinta tengah bermekaran kali ini. Huhhh indah banget. Dirimu persis dihadapanku. “Ya Allah bantu aku, jangan nampakkan rasa ini ya Allah, malu aku”. Desisku dalam hati.
Keberedaanmu ditempat-tempat yang kudatangi selalu memberi suasana lain untukku. Sedikit bingung dengan apa yang kurasakan, karena hanya dengan melihatmu saja desir rasa suka itu langsung naik menjadi angka 100 persen untuk memilkimu. Suka atau cinta yang kurasa saat memandangmu mungkin akan terus kurasakan. Hingga saat ini dampaknya pun telah kudapati. Tapi keputusan hati untuk terus menyukai dan memilkimu tak dapat kuhentikan. Lamunanku kemudian terganggu sesaat setelah tanpa sadar mendapatimu tengah mengobrol dengan senyum merekah bersama seorang wanita. Wanita yang tidak asing untukku. Muncul sebuah fragmen kekecewaan saat ini. Sepotong apel segar kini telah menjadi coklat, terkelupas oleh waktu. Waktuku mengamatimu bersamanya menjadi tanda padaku bahwa aku bener-benar menyukaimu, dan hati membenci kebersamaanmu dengannya.
Kekecewaanku hari ini menjadi Tanya untukku, apakah kan kusimpan rapat rasa ini ? atau akan kuungkapkan rasa ini?

Seragam 5
Si Pemalu dan Tuhannya
Ada dua wanita panutan dalam islam yang terkenal akan rasa cintanya. Dialah Khadijah dan
Fatimah. Khadijah adalah wanita mulia yang berani untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada Muhammad tanpa mengurangi keanggunanya. Hingga rasa cintanya tersebut menjadi halal untuknya. Sedangkan Fatimah adalah wanita yang menyimpan rapat rasa scinta yang dimilikinya kepada Ali, dan diungkapkannya ketika Ali telah menjadi Mahramnya. Kisah teladan yang sempurna dalam masalah penantian dan percintaan. Namun kini menjadi dilemma untukku." Langkah seperti apa yang akan kupilih?" pikirku. 
Terkadang, bahkan untuk tersering kalinya, hati ini goyah, goyah akan tingkahmu. Melihatm seperti melihat satu sosok pria yang sempurna, fisik dan dalamnya. Keseharianmu, senyummu selalu kunantikan. Dan saat terakhir kudapati dirimu bersama temanku, ingin rasanya kucelah pertemuanmu itu. Diriku sungguh mencemburuinya. Ingin rasanya kumemilikimu. Mengungkapkan rasa ini dan berharap kau menyambutnya dengan senyummu itu.
Penantian panjang untukku yang tiap harinya dipaksa oleh hati ini untuk terus memikirkanmu. Keteguhanku yang dulu memutuskan untuk sendiri hingga kelak ada yang meminang terus menjadi pertanyaan untukku. Kau menggoyah komitmen itu. Namun rasanya diri yang terlalu pemalu ini tak mampu menjadi Khadijah. Hati ini terlalu malu untuk mengungkapkannya padamu.
Berada pada waktu ini membuatku semakin mengenali bahwa aku memang seorang Fatimah. Seorang pemalu yang tak mampu mengungkapkan persaannya secara langsung padamu. Namun akan menyimpannya untuk waktu yang tepat. Kutitipkan sebuah syair yang kelak akan kuberikan padamu. Suatu saat nanti..
Kau mencari kesempurnaan
Tak kumiliki itu,
Tapi jika kau mencari penyempurna,
Mungkin kuterima tantangan itu.
 Jika hidupmu untuk mencapai kesempurnaan
Maaf, tak ada niatku sampai disitu
Karena bagiku, yang terbaik yang kulakukan itulah kesempurnaan

Darah hati terus menglir menanti dirimu
Namun, nampaknya urung kau berikan transfusi itu.
Ketika sesak dada melawan pergolakan hati,
Nampaknya kau diam, menghirup oksiken itu sendiri.
Awalnya niat seribu langkah dan jurus ingin kudapati penyempurna ini,
Namun akhirnya seribu langkah dan jurus kekecewaan pula yang melawan dan mengalahkannya.
Tak ada jalan yang sama,
Terima kasih utuk dirimu yang sempat hadir
Terima kasih untuk hadirmu, yang telah menghadirkan tulisan ini.
Laki-laki yang baik untuk wanita yang baik. Dirimu baik saat ini, namun diriku teralu baik hingga tak bisa mendapatimu yang hanya baik saja.
Atau Tuhan sedang menjaga kita,
Mencegah kita dari sebuah kemaksiatan
Maha Suci Allah
 --SELESAI--

Refleksi Kisah
Maha Suci Allah yang telah menitipkan rasa malu untuk hamba-Nya. Jika Rasa malu ini tidak ada kemaksiatan yang takkan terkendali akan terjadi. Rasa malu adalah bagian dari iman. Maha Suci Allah yang menciptakan sesuatu tanpa kesiasiaan.

Mungkin mengenalmu suatu keberuntungan untukku, karena hadirmu mampu menghadirkan tulisan ini. Terima kasih utukmu

Cinta yang datang adalah anugerah, namun memilkimu saat ini bukanlah hal yang tepat. Setiap hari kudapati dirimu, awalnya hati ingin memiliki, namun setelah melewati masamasa penjajahan hati oleh pengetahuan dan keyakinan. Pilihan inilah yang tepat. Bersabar untuk sebuah penantian, menata hati dan focus untuk memperbaiki diri dalam penantian itu.

Dosaku adalah telah menganggumimu diam-diam, maaf untuk semua itu. Membuatmu berada pada posisi yang berdosa.

Tugas seorang muslim adalah memuliakan muslim lainnya. Tak ingin membuat dirimu yang terus bersalah maka kuputuskan untuk menghilangkan dirimu jauh dari pikiran dan hatiku. Keputusan yang berat mengingat banyaknya seragam-seragam yang telah kulalui untukmu. Namun saat ini, seragamku telah menjelaskan langkah yang harus ku tempuh. Kelak ketika kita berjodoh, kuharap kau kan membaca cerita ini, dan menyadari betapa dalamnya rasa sukaku padamu. Namun jika kelak kitapun tak berjodoh, kan kuberikan catatan ini padamu setelah pernikahanku, agar kau tahu bahwa dirimu telah mampu menghadirkan inspirasi luar biasa dalam tulisan ini.
Terimakasih untukmu..
Terimakasih semesta…
Ampuni Aku Ya Allah.
Salah satu fragmen kehidupan seorang wanita yang berahasil menemukan Tuhannya

 #Qalamulyuun

You Might Also Like

2 komentar

I need an editor, leaving your comment please.. ^_^

Popular Posts